Ticker

6/recent/ticker-posts

Surat Cinta Saya

Masa sekarang ini, saya kira makin sedikit orang menulis surat, apalagi surat cinta. Saya sendiri pernah mengimpikan, ketika masih putih abu-abu dulu, menulis sekian ratus surat cinta. Tapi, akhirnya saya hanya pernah menulis beberapa saja. Sebagian adalah surat-surat cinta yang tak pernah terkirim. Pacar pertama saya juga menulis surat cinta. Dan, saya membalas surat cintanya. Untuk saya, ’surat cinta’ memiliki kesan yang manis sekali.
.
.
Sedangkan berkirim surat sendiri pernah jadi kesenangan saya di suatu masa. Pertama kali mengirim surat adalah untuk keluarga saya sendiri, ayah-ibu, yang kala itu tinggal di pelosok Kalimantan. Saya masih kelas 6 SD. Seingat saya, itu adalah surat balasan untuk ibu saya yang sangat mengkhawatirkan keberadaan saya di Jawa. Surat semacam itu, tentunya, sudah hilang. Kemudian, saya mulai suka menulis surat untuk kawan-kawan saya di Kalimantan. Asyik sekali rasanya, bercerita hal antah berantah dan mengirimkan selembar foto, untuk kenang-kenangan, tulis kawan saya itu.
.
.
Lalu, datanglah masa bersahabat pena. Saya memulainya waktu masih smp. Sebagian besar surat-surat itu masih tersimpan rapi di sebuah kardus. Menulis surat persahabatan, bagi saya, adalah cara mengenal diri. Saya membaca cerita orang lain, yang sebenarnya tidak menuntut cerita saya, tapi saya ikhlaskan bercerita mengenai saya, mengenai hal-hal lucu, juga saya kirim gambar-gambar yang saya buat. Kala lebaran tiba, akan datang sekian surat ucapan selamat hari raya. Sedangkan pada bulan Ramadhan, saya akan sibuk ke toko buku mencari aneka macam kartu ucapan. Kadang saya membuat kartu ucapan sendiri, saya buatkan gambar yang jelek, lalu minta maaf … dan saya merasa bahagia!!!
.
.
Ada beberapa kawan saya yang sampai sekarang masih “terhubung”. Tapi, kini medianya sudah berubah. Ya. Saya sendiri mulai menghentikan mengirim surat ketika pindah ke Jogja, kuliah. Waktu itu, harga perangko makin mahal, bisa lebih mahal dari sebungkus nasi, apalagi kalau mau mengirim surat ke Australia … uuhhh.
.
.
Surat Cinta
Sekarang, surat cinta. Jenis surat ini memang istimewa. Bagi saya, surat cinta adalah sejenis karya sastra. Jadi, terkadang surat cinta tidak membutuhkan perangko ataupun benar-benar diberikan pada yang kita tuju. Saya belajar menulis surat cinta dari Gibran, sastrawan Lebanon yang kisah percintaannya payah sekali itu. Tapi, saya tak ingin bernasib seperti dia dalam soal cinta (meski kemudian ada banyak dari tragik pribadi saya mecoba menirunya, hehehehe …)
.
.
Entah bagaimana sebenarnya definisi surat cinta, yang jelas saya menganggap diri saya cukup paham apa yang dimaksud surat cinta. Dan itu cukup. Saya tidak perlu intervensi orang lain untuk mendefinisikannya.  Saya pernah menulis beberapa surat cinta, sebagaimana saya katakan di atas, baik kepada perempuan, kepada tuhan, kepada presiden, dan saya ingin sekali menulis surat cinta pada anak-anak. Surat cinta kepada perempuan adalah yang terbanyak, sekaligus yang paling banyak saya simpan sendiri. Saya pikir, banyak juga orang di dunia ini menulis surat cinta dan tak berani memberikannya pada yang dituju. Tapi, sejauh ini saya bangga pernah menulis surat cinta. Ini adalah sejenis keistimewaan. Pernahkah Anda menulis surat cinta? Saya yakin banyak yang sudah melakukannya, tapi lebih banyak yang tidak.
.
.
Surat cinta tetaplah penting untuk terus ditulis. Bukan hanya untuk lawan jenis yang kita cintai, tapi juga untuk orang-orang lain. Sebab, menulis surat cinta adalah mengajari hati kita untuk “merendah” dan menyampaikan pujian dengan indah. Dunia memerlukan lebih banyak surat cinta dibandingkan dengan berita-berita ‘picisan’. Mengapa media tidak pernah menulis surat cinta kepada pembacanya? Barangkali karena mereka pikir surat cinta adalah sejenis hama, atau perbuatan gila. Apalagi di jaman serba … hmmm serba apa ya?? serba digital … ini. Apakah sebuah tulisan di blog bisa kita sebut surat cinta karena penulisnya memaksudkannya demikian? Apakah menulis surat cinta kepada kawan kita tidaklah etis?
.
.
Sesungguhnya saya memang jenis orang kurang kerjaan yang sangat ingin menulis surat cinta. Ada cukup banyak daftar nama yang bisa saya beri surat cinta. Ini bukan tentang menyatakan cinta, ini tentang surat cinta, kawan!!!  Yah, saya merindukan anak-anak itu!
.
.
(sekadar pelepas lelah di akhir pekan)

Post Navi

Posting Komentar

0 Komentar