Ticker

6/recent/ticker-posts

Gerimis dan CD Bajakan

pagi ini gerimis menyambut langkahku keluar rumah. hm, senang sekali menerima gerimis ini. waktu turun dari bis, gerimis juga mengawalku sampai depan kantor. ia tak boleh masuk, nanti dimarahi pak satpam. maka ia boleh terus bermain di luar. dari tempat dudukku, aku melihat gerimis bermain-main dengan gedung-gedung, dengan daun di kejauhan, dengan atap-atap rumah. gerimis selalu menyenangkan, terutama untuk sebuah kehidupan yang mulai monoton. aku ingat seorang teman, yang mencintai gerimis. dia akan meminjam sepedaku dan bermain-main di bawah gerimis. menurutnya, bersepeda di bawah gerimis itu puitis, sekalipun di dalamnya tidak ada kata-kata. gerimis bagi matanya adalah sebuah pelangi yang teruntai panjang, sebuah jembatan warna-warnai menuju nirvana. gerimis untukku adalah improvisasi, seperti lagu jazz yang mencari jatidiri pelantunnya. dan pagi ini, jason mraz dari cd bajakan membawa gerimis yang kurang-lebih cukup untuk membuat hariku berbeda. hmm, terutama karena ini dari cd bajakan! burning bridges….

gerimis jadi hujan. mengetuk-ngetuk jendela kaca, mengalirkan titik-titik air ke pusat gravitasi. hujan di bulan september. sebuah improvisasi yang mulai jamak, meski sebenarnya baru kualami tahun ini. kebanyakan orang juga tak peduli tentang betapa anehnya musim kali ini. bagi sebagian yang lain mungkin sudah cukup jelas ke mana arah improvisasi alam ini. dunia sudah berubah sejak lama, dan sekarang hanyalah satu titik di mana kita akan menikmati kehancuran lebih cepat daripada seluruh perkiraan ilmiah. sementara para penyair membuat sajak di bawah gerimis bulan juni, kini kita menikmati saat-saat tokoh perempuan dalam dalam sajak itu menangis. kita akan menikmati, menghitung waktu mundur kepada sebuah fase kehancuran. dan kita akan masih berkubang dengan masalah-masalah kecil seputar pembangunan gedung dpr dan sebuah perbatasan yang diperebutkan.
pagi ini aku menikmati lagu-lagu dari cd bajakan, nikmat sekali. mengingat aku tak pernah membeli cd asli, lagu-lagu ini terdengar makin merdu. kalaupun ada sedikit masalah dengan kualitas, bagiku itu hanya improvisasi. memang, daripada menyia-nyiakan uang untuk cd asli, aku lebih memilih dihakimi sebagai yang “bermental bajakan.” aku gembira orang-orang berkampanye mengenai anti pembajakan, sebab dengan begitu, cd bajakan bisa lebih ditekan lagi harganya. sebab dengan kampanye itu, tindakanku adalah sebuah cemooh pada dunia yang hanya memikirkan kemajuan-kemajuan! biar semua orang bergerak maju, aku akan menempuh jalanku sendiri, entah mundur ke belakang entah kecebur di neraka. tak ada alasan untukku menolak hal-hal berbau bajakan, kecuali pulisi. pulisi selalu menakutkan! bahkan yang tidur sekalipun bisa menghantui pantatmu ketika naik angkot menuju kampung melayu.

jauh sebelum cd bajakan keluar, orang-orang kaya dan perusahaan2 besar membajak kekayaan alam bumi. mereka merenggut segalanya demi kamajuan negara-negara. dan yang menjadi negara hanyalah segelintir manusia. sebagian besar manusia hanya menikmati remah2 dari seluruh pembangunan yang merusak keseimbangan dan menghadirkan gerimis september ini. aku masih ingin bersepeda di bawah gerimis, sambil mendengarkan lagu dari cd bajakan…

otakku mungkin juga sudah lama dibajak oleh sekolah, tv, sinetron, dan pidato-pidato mengenai kabenaran.
Post Navi

Posting Komentar

0 Komentar